Shalat lima waktu adalah perintah wajib yang harus dilaksanakan oleh setiap ummat islam, pada setiap waktu yang telah ditentukan, Hikmah dari shalat selain menjalankan atas dasar perintah Sang Khaliq, secara haqiqi seorang hamba menghadap kepadaNya mendekatkan diri kehadapan ilahi, untuk menyerahkan diri minta ampunan dari segala perbuatan dosa, memohon segala apa yang kita kehendaki baik urusan duniawi maupun ukhrawi, setiap seorang
muslim selesai mengerjakan sholat yang lima waktu berarti ia telah
membersihkan dirinya dari berbagai dosa yang telah
setiap saat dari waktu kewaktu, sebagaimana Hadits Rasulullah saw :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى
الْجُمْعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ
إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa sesungguhnya
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Sholat lima waktu dan
(sholat) Jum’at ke (sholat) Jum’at serta dari Ramadhan ke Ramadhan
semua itu menjadi penghabus (dosanya) antara keduanya selama ia tidak
terlibat dosa besar.” (HR Muslim )
Seorang muslim yang telah memahami dan meyakini kebenaran hadits di atas,
niscaya ia tidak akan meninggalkan sholat lima waktu. dalam hadits lain diriwayatkan bahwa bila seorang
muslim khusyu dalam melaksanakan sholatnya, maka ia akan diampuni segala dosanya yang telah ia lakukan di
masa lampau. riwayat hadits sebagai berikut :
مَا مِنْ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ
مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا
كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنْ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ
كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ
“Tidak
seorangpun yang bilamana tiba waktu sholat fardhu lalu ia membaguskan
wudhunya, khusyu’nya, rukuknya, melainkan sholatnya menjadi penebus
dosa-dosanya yang telah lampau, selagi ia tidak mengerjakan dosa yang
besar. Dan yang demikian itu berlaku untuk seterusnya.” (HR Muslim )
Setiap saat manusia senantiasa melakukan dosa, baik sengaja atau
tidak disengaja. sebagai seorang muslim yang taqwa ia akan menempuh segenap upaya
yang bisa mendatangkan ampunan Allah ta’aala dan dapat menghapuskan
kesalahan-kesalahannya. Sehingga Allah swt memerintahkan pada orang yang taqwa agar bersegera untuk menuju dan meraih ampunan Allah swt, sebagai mana dalam firmannya :
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada
surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 133)
Seorang yang beriman dan bertaqwa sangat tamak akan ampunan Allah swt sebab ia tahu benar bahwa jika ia wafat dalam keadaan telah
diampuni segenap dosanya berarti ia akan mengalami ketenteraman dalam
hidup di alam baqa yang abadi. Demikianlah pula Nabi Ibrahim as tatkala bermunajat di hadapan Allah ta’ala:
وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ
”...dan (Dialah Tuhan) Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat". (QS Asy-Syuara ayat 8)
Maka untuk menyempurnakan datangnya ampunan Allah swt dan
dihapuskannya segala dos, seorang mu’min menutup sholat lima
waktunya dengan membaca do'a yang wirid dari Rasulullah shollallahu
’alaih wa sallam. Suatu amalan yang wirid dari Nabi shollallahu ’alaih wa
sallam dan menjamin semua kesalahan / dosa seseorang akan dihapus/diampuni
Allah ta’aala walaupun sebanyak lautan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ
اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ
ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ
تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا
اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ
عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ
زَبَدِ الْبَحْرِ
Dari
Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu ia berkata bahwa Rasulullah shollallahu
’alaih wa sallam bersabda: “Barangsiapa bertasbih (membaca SubhanAllah)
33 kali sesudah setiap sholat lalu bertahmid (membaca Alhamdulillah) 33
kali lalu bertakbir 33 (membaca Allah Akbar) kali maka itulah
sembilanpuluh sembilan. Lalu ia menyempurnakan menjadi seratus dengan:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Tidak ada ilah selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya,
milik-Nya segenap kerajaan dan miliknya segenap puji-pujian, dan Dia
atas segala sesuatu Maha Berkuasa, maka dihapuskan segenap kesalahannya
walaupun sebanyak lautan.” (HR Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar