Kita mengenal kata
“jārif,” “waba’,” dan “tha’un” untuk menyebut sebuah penyakit sejenis wabah
yang menyerang masyarakat secara umum di suatu daerah tertentu. Kata waba dan
tha’un ini yang kemudian disematkan oleh ahli agama untuk Covid-19 atau virus
corona yang terjadi pad awal 2020 di Indonesia dan berbagai negara di dunia.
Wabah memakan banyak korban. Banyak anggota
masyarakat wafat karena wabah ini. Wabah ini menyerang siapa saja tanpa
mempedulikan agama dan kesalehan penduduk yang tertimpa wabah.
1. Rasulullah
SAW menyebutkan bahwa korban meninggal karena wabah ini termasuk dalam kategori
syahid sebagaimana riwayat berikut ini.
قال رسول الله صلى
الله عليه وسلم الطاعون شهادة لكل مسلم
Artinya, “Rasulullah SAW
bersabda, tha’un syahadah (berkedudukan syahid) bagi setiap Muslim,” (HR
Bukhari, Muslim, dan Ahmad).
2. Pada
riwayat Bukhari, Rasulullah SAW menyebut serta orang yang mati karena sakit
perut dan orang yang terkena amuk wabah ke dalam derajat syahadah atau mereka
yang mendapatkan ganjaran seperti pahala orang yang syahid di medan perang.
عن أبي هريرة عن النبي
صلى الله عليه وسلم قال المبطون شهيد والمطعون شهيد
Artinya, “Dari Abu
Hurairah, dari Rasulullah ia bersabda, ‘Orang yang mati karena sakit perut dan
orang yang tertimpa tha’un (wabah) pun syahid.’” (HR Bukhari).
3. Pada
riwayat Muslim, Rasulullah SAW menyebut lebih banyak lagi mereka yang
mendapatkan derajat syahadah atau gugur sebagai syahid.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا تَعُدُّونَ الشَّهِيدَ فِيكُمْ
قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ
قَالَ إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيلٌ قَالُوا فَمَنْ هُمْ يَا رَسُولَ
اللَّهِ قَالَ مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَمَنْ مَاتَ فِي الطَّاعُونِ فَهُوَ شَهِيدٌ
وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيدٌ وَالغَرِيْقُ شَهِيدٌ
Artinya, “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bertanya (kepada
sahabatnya), ‘Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?’ Mereka
menjawab, ‘Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah,.’
Rasulullah SAW merespons, ‘Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati
syahid.’ Para sahabat bertanya ‘Mereka itu siapa ya Rasul?’ Rasulullah SAW
menjawab, ‘Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di
jalan Allah (bukan karena perang) juga syahid, orang yang tertimpa tha‘un
(wabah) pun syahid, orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan orang
yang tenggelam adalah syahid,’” (HR Muslim).
4. Rasulullah SAW menyebut wabah sebagai jenis
azab bagi umat terdahulu (Bani Israil) dan kini menjadi rahmat bagi orang
beriman karena kesabaran dan pengertian atas ketentuan Allah serta menahan diri
di daerah masing-masing.
عن عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم أنها
أخبرتنا أنها سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الطاعون فأخبرها نبي الله صلى
الله عليه وسلم أنه كان عذابا يبعثه الله على من يشاء فجعله الله رحمة للمؤمنين
فليس من عبد يقع الطاعون فيمكث في بلده صابرا يعلم أنه لن يصيبه إلا ما كتب الله
له إلا كان له مثل أجر الشهيد
Artinya, “Dari Siti Aisyah RA, ia mengabarkan kepada kami bahwa ia
bertanya kepada Rasulullah SAW perihal tha‘un, lalu Rasulullah SAW memberitahukannya,
‘Zaman dulu tha’un adalah siksa yang dikirimkan Allah kepada siapa saja yang
dikehendaki oleh-Nya, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang
beriman. Tiada seorang hamba yang sedang tertimpa tha’un, kemudian menahan diri
di negerinya dengan bersabar seraya menyadari bahwa tha’un tidak akan
mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya ia
akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati syahid,’” (HR
Bukhari).
5. Rasulullah SAW sebagaimana pada riwayat Bukhari memerintahkan
masyarakat untuk menahan diri rumah masing-masing di tengah penyebaran wabah
pada riwayat Ahmad berikut ini:
عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّهَا قَالَتْ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الطَّاعُونِ ؟ فَأَخْبَرَنِي رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " أَنَّهُ كَانَ عَذَابًا يَبْعَثُهُ اللهُ
عَلَى مَنْ يَشَاءُ، فَجَعَلَهُ رَحْمَةً لِلْمُؤْمِنِينَ، فَلَيْسَ مِنْ رَجُلٍ
يَقَعُ الطَّاعُونُ، فَيَمْكُثُ فِي بَيْتِهِ صَابِرًا مُحْتَسِبًا يَعْلَمُ أَنَّهُ
لَا يُصِيبُهُ إِلَّا مَا كَتَبَ اللهُ لَهُ إِلَّا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ
الشَّهِيدِ "
Artinya, “Dari Siti Aisyah RA, ia berkata, ‘Ia bertanya kepada
Rasulullah SAW perihal tha‘un, lalu Rasulullah SAW memberitahukanku, ‘Zaman
dulu tha’un adalah azab yang dikirimkan Allah kepada siapa saja yang
dikehendaki oleh-Nya, tetapi Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi orang
beriman. Tiada seseorang yang sedang tertimpa tha’un, kemudian menahan diri di
rumahnya dengan bersabar serta mengharapkan ridha ilahi seraya menyadari bahwa
tha’un tidak akan mengenainya selain karena telah menjadi ketentuan Allah
untuknya, niscaya ia akan memperoleh ganjaran seperti pahala orang yang mati
syahid,’’” (HR Ahmad).
6. Rasulullah SAW menceritakan perbedaan kedudukan mereka yang wafat
normal di kasur dan mereka yang wafat karena terserang wabah.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ يَخْتَصِمُ الشُّهَدَاءُ وَالْمُتَوَفَّوْنَ عَلَى فُرُشِهِمْ إِلَى
رَبِّنَا عَزَّ وَجَلَّ فِي الَّذِينَ يُتَوَفَّوْنَ مِنْ الطَّاعُونِ فَيَقُولُ
الشُّهَدَاءُ إِخْوَانُنَا قُتِلُوا كَمَا قُتِلْنَا وَيَقُولُ الْمُتَوَفَّوْنَ
عَلَى فُرُشِهِمْ إِخْوَانُنَا مَاتُوا عَلَى فُرُشِهِمْ كَمَا مِتْنَا عَلَى
فُرُشِنَا فَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّ وَجَلَّ انْظُرُوا إِلَى جِرَاحِهِمْ فَإِنْ أَشْبَهَتْ
جِرَاحُهُمْ جِرَاحَ الْمَقْتُولِينَ فَإِنَّهُمْ مِنْهُمْ وَمَعَهُمْ فَإِذَا
جِرَاحُهُمْ قَدْ أَشْبَهَتْ جِرَاحَهُمْ
Artinya, “Rasulullah bercerita, orang mati syahid (yang gugur di medan
perang) dan orang yang meninggal di kasur mengajukan perkara kepada Allah
perihal mereka yang mati karena tha’un. Menurut orang mati syahid, ‘Mereka
gugur sebagaimana kami terbunuh.’ Sedangkan menurut orang yang meninggal di
kasur, ‘Saudara meninggal di kasur (karena tha’un) sebagaimana kami juga
meninggal di kasur kami.’ Allah menjawab, ‘’Perhatikan (kepedihan) luka mereka
yang kena tha’un. Jika luka mereka menyerupai luka mereka yang gugur (di medan
perang), maka mereka bagian dari syuhada. Tetapi mereka akan bersama orang yang
meninggal di kasur jika luka mereka serupa dengan mereka yang wafat di kasur,’”
(HR An-Nasa’i dan Ahmad).
7. Rasulullah
SAW mengingatkan untuk tidak memasuki daerah yang sedang terjangkit penyakit
dan tidak keluar dari daerah yang sedang tertimpa wabah.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ
أَنَّ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ فَلَمَّا جَاءَ سَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ
الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ
بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ
بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ فَرَجَعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مِنْ
سَرْغَ
Artinya, “Dari Abdullah bin Amir bin Rabi‘ah, Umar bin
Khattab RA menempuh perjalanan menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, Umar
mendapat kabar bahwa wabah sedang menimpa wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf
mengatakan kepada Umar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Bila kamu
mendengar wabah di suatu daerah, maka kalian jangan memasukinya. Tetapi jika
wabah terjadi wabah di daerah kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.’
Lalu Umar bin Khattab berbalik arah meninggalkan Sargh,” (HR Bukhari dan Muslim).
Sargh adalah sebuah desa
di ujung Syam yang berbatasan dengan Hijaz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar